*) Ditulis sebagai bahan tesis S2 UPI dengan judul "Pengembangan Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacles Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel pada Siswa Kelas VII SMP."
**) Hanya diizinkan untuk melakukan kutipan tidak langsung pada artikel ini.
Menurut Jonson dan Rising (Jihad, 2006, hlm. 96), matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbul yang padat, lebih berupa bahasa simbul mengenai arti daripada bunyi. Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak semua objek abstrak adalah matematika. Herskowitz, et al (Mitchelmore & White, 2004, hlm. 329) mendefinisikan abstraksi sebagai suatu aktivitas reorganisasi vertikal pada konsep matematika yang telah dikonstruksi sebelumnya melalui sebuah struktur matematika baru. Objek-objek baru tersebut dikonstruksi melalui pembentukan sedemikian sehingga menemukan generalisasi, bukti, atau strategi baru pada pemecahan masalah.
Hasil abstraksi terdiri atas himpunan semua objek yang mempunyai sifat dan hubungan penting sehingga abstraksi merupakan sebuah dekontekstualisasi. Proses ini linier, berawal dari objek-objek sederhana menuju struktur objek pada level yang lebih tinggi. Mitchelmore dan White (2007, hlm. 3) membedakan abstraksi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Abstraksi Empiris
Abstraksi empiris menurut Piaget didasarkan pada pengalaman sosial dan fisik anak. Pada abstraksi empiris, pembentukan pengertian tentang suatu objek yang abstak berasal dari pengalaman empiris seseorang. Abstraksi empiris memiliki fokus terhadap tampilan-tampilan umum, sehingga konsep yang dihasilkan abstraksi empiris disebut juga sebagai konsep abstrak umum.
2. Abstraksi Teoritis
Abstraksi teoritis terdiri atas pembentukan konsep-konsep untuk disesuaikan dengan beberapa teori. Pada abstraksi teoritis konsep baru dibentuk dari percobaan konsep melalui pengalaman-pengalaman yang sudah terbentuk dan tersimpan dahulu dalam pemikiran seseorang.
Hasil abstraksi terdiri atas himpunan semua objek yang mempunyai sifat dan hubungan penting sehingga abstraksi merupakan sebuah dekontekstualisasi. Proses ini linier, berawal dari objek-objek sederhana menuju struktur objek pada level yang lebih tinggi. Mitchelmore dan White (2007, hlm. 3) membedakan abstraksi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Abstraksi Empiris
Abstraksi empiris menurut Piaget didasarkan pada pengalaman sosial dan fisik anak. Pada abstraksi empiris, pembentukan pengertian tentang suatu objek yang abstak berasal dari pengalaman empiris seseorang. Abstraksi empiris memiliki fokus terhadap tampilan-tampilan umum, sehingga konsep yang dihasilkan abstraksi empiris disebut juga sebagai konsep abstrak umum.
2. Abstraksi Teoritis
Abstraksi teoritis terdiri atas pembentukan konsep-konsep untuk disesuaikan dengan beberapa teori. Pada abstraksi teoritis konsep baru dibentuk dari percobaan konsep melalui pengalaman-pengalaman yang sudah terbentuk dan tersimpan dahulu dalam pemikiran seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Jihad, A. (2006). Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: PT Sakti Jaya.
Mitchelmore, M., & White, P. (2004). Abstraction in Mathematics and Mathematics Learning. M. J. Hoines & A. B. Fuglestad (Eds.), Proceedings of the 28th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education (Vol. 3, pp. 329-336). Bergen, Norway: Psychology of Mathematics Education.
Mitchelmore, M., & White, P. (2007). Abstraction in Mathematics Learning (Editorial). Mathematics Education Research Journal, Vol. 19, No. 2, 1-9.
Mitchelmore, M., & White, P. (2004). Abstraction in Mathematics and Mathematics Learning. M. J. Hoines & A. B. Fuglestad (Eds.), Proceedings of the 28th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education (Vol. 3, pp. 329-336). Bergen, Norway: Psychology of Mathematics Education.
Mitchelmore, M., & White, P. (2007). Abstraction in Mathematics Learning (Editorial). Mathematics Education Research Journal, Vol. 19, No. 2, 1-9.
Jika kalian merasa postingan kami bermanfaat, silakan ikuti kami di:
Instagram: @rofaeducationcentre
Fanspage FB: @ROFAEducationCentre
Youtube Chanel: ROFA EDUCATION CENTRE
Website: www.rofaeducationcentre.com
loading...
loading...
0 komentar:
Post a Comment