*) Ditulis sebagai bahan tesis S2 UPI dengan judul "Pengembangan Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacles Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel pada Siswa Kelas VII SMP."
**) Hanya diizinkan untuk melakukan kutipan tidak langsung pada artikel ini.
Menurut teori kognitif, belajar adalah sebuah proses mental yang aktif, untuk menerima, mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Menurut teori kognnitif Piaget, proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Mempelajari matematika sangat penting untuk memajukan daya pikir manusia. Lintasan belajar adalah proses dimana siswa mempelajari dan memahami matematika. Lintasan belajar menggambarkan tujuan pembelajaran, proses belajar dan berpikir anak pada berbagai macam level, dan aktivitas pembelajaran yang menarik bagi mereka.
Learning trajectory adalah gambaran pemikiran siswa saat proses pembelajaran berupa dugaan dan hipotesis dari serangkaian desain pembelajaran untuk mendorong perkembangan berpikir siswa agar tujuan pembelajaran matematika sesuai dengan yang diharapkan (Clements & Sarama, 2004, hlm. 83). Berdasarkan penelitian Clements & Sarama (2007, hlm. 140) mengembangkan pembagian learning trajectory, yaitu:
1. tujuan pembelajaran matematika,
2. perkembangan kemajuan anak dalam mencapai tujuan tersebut, dan
3. perangkat aktivitas yang sesuai dengan masing-masing level anak.
Berdasarkan hal tersebut, learning trajectory dibedakan menjadi dua jenis, yaitu learning trajectory fungsional dan learning trajectory struktural. Learning trajectory fungsional berhubungan dengan tujuan pembelajaran siswa yang erat kaitannya dengan proses abstraksi. Learning trajectory struktural hubungannya dengan urutan pembelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tahapan proses berpikirnya.
Learning trajectory adalah gambaran pemikiran siswa saat proses pembelajaran berupa dugaan dan hipotesis dari serangkaian desain pembelajaran untuk mendorong perkembangan berpikir siswa agar tujuan pembelajaran matematika sesuai dengan yang diharapkan (Clements & Sarama, 2004, hlm. 83). Berdasarkan penelitian Clements & Sarama (2007, hlm. 140) mengembangkan pembagian learning trajectory, yaitu:
1. tujuan pembelajaran matematika,
2. perkembangan kemajuan anak dalam mencapai tujuan tersebut, dan
3. perangkat aktivitas yang sesuai dengan masing-masing level anak.
Berdasarkan hal tersebut, learning trajectory dibedakan menjadi dua jenis, yaitu learning trajectory fungsional dan learning trajectory struktural. Learning trajectory fungsional berhubungan dengan tujuan pembelajaran siswa yang erat kaitannya dengan proses abstraksi. Learning trajectory struktural hubungannya dengan urutan pembelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tahapan proses berpikirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Clements, D. H., & Sarama, J. (2004). Learning Trajectory in Mathematics Education. Mathematical Thinking and Learning, 6, 81-89.
Clements, D. H., & Sarama, J. (2007). Effects of a Preschool Mathematics Curriculum: Summative Research on the Building Blocks Project. Journal for Research in Mathematics Education. Vol. 38, No. 2, 136-163.
Clements, D. H., & Sarama, J. (2007). Effects of a Preschool Mathematics Curriculum: Summative Research on the Building Blocks Project. Journal for Research in Mathematics Education. Vol. 38, No. 2, 136-163.
Jika kalian merasa postingan kami bermanfaat, silakan ikuti kami di:
Instagram: @rofaeducationcentre
Fanspage FB: @ROFAEducationCentre
Youtube Chanel: ROFA EDUCATION CENTRE
Website: www.rofaeducationcentre.com
loading...
loading...
0 komentar:
Post a Comment